Berkelana Masa di Museum Faisal Al Thani



Kesan museum yang muram dan menjemukan niscaya sirna ketika berada di museum pribadi milik bangsawan Qatar ini. Di sini kita diiajak berpetualang menyusuri lorong waktu dan menyaksikan keindahan peradaban dari masa ke masa

Bagi pecinta seni dan sejarah ,mengunjungi museum  pribadi  milik Sheikh Faisal Bin Qassim Al Thani  adalah “destinasi wajib” yang tidak boleh dilewatkan jika berlibur ke negara Qatar. Lokasinya ada di Al Samariyah, sekitar 20 menit perjalanan dari Doha, ibukota Qatar.

Sang pendiri museum ini, Sheikh Faisal  Al Thani merupakan konglomerat  papan atas Qatar. Ia adalah pemilik Al Faisal Holding, perusahaan yang mengelola 50 bisnis di 9 industri. Al Faisal disebut-sebut sebagai simbol kemakmuran masyarakat Qatar selama 4 dekade.

Dan yang lebih menariknya lagi, selain seorang businessman ia juga pecinta seni dan sejarah. Pria kelahiran tahun 1948 ini mewarisi hobi mengoleksi benda-benda antik dari sang ayah , Sheikh Qasim Al Thani.  Sheikh Faisal melanglang buana sejak tahun 1960, berburu benda- benda seni yang unik dan bersejarah dari berbagai negara. Hasil buruan selama 50 tahun itulah yang kemudian menghiasi museum pribadinya yang ia dirikan sebagai bentuk kontribusinya terhadap pelestarian seni dan budaya Islami terutama Qatari.

Ia menggratiskan masyarakat dan wisatawan yang ingin berkunjung ke museumnya. Untuk kunjungan rombongan diharapkan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu untuk memastikan kesiapan dan kesediaan pihak museum. Museum buka dari pukul 09.00-18.00 kecuali hari minggu dan jumat museum biasanya tutup.

Arsitektur Bangunan Yang Mengesankan

Saya sudah mengincar museum ini sejak menapakkan kaki di Bandara Internasional Hamad Qatar. Rasanya tak sabar menyaksikan langsung keindahan yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di situsnya saja.

Dan benar saja, ketika tiba di lokasi saya langsung jatuh cinta. Dari luar, museum yang resmi dibuka untuk umum pada tahun 1998 ini sudah memikat hati. Arsitektur bangunannya seakan membawa kita berkelana ke masa silam. Museum yang dibangun di atas area seluas 530.000 m2, memiliki tiga bangunan utama yang unik, salah satunya berbentuk benteng berbatu khas tradisional Qatari. Di depan benteng terdapat kolam dengan replika dhow (kapal tradisional) di tengahnya.

narsis dulu sebelum masuk museum:D

Memasuki bagian dalam bangunan museum yang pada bulan September 2002, menjadi anggota  International Council of Museums – UNISCO (ICOM) ini, pengunjung akan melewati pintu kayu yang kokoh dan berhias ukiran indah. Pintu kayu berukir dan berkaligrafi ini juga terdapat di ruangan lain yang berfungsi sebagai penyekat antar ruang pamer yang berisi artefak- artefak seni dengan tema berbeda.

Lebih dari 15.000 artefak seni yang menjadi “penghuni “ museum Faisal Al Thani. Artefak seni dan benda-benda bersejarah itu dikelompokkan dalam 4 tema utama, yaitu Seni Islam, Kendaraan, Koin mata uang, Peninggalan seni dan tradisi masyarakat Qatar (Qatari). Setiap tema menempati ruangan masing-masing.  

Koleksi Super Lengkap

Foto-foto keluarga pemilik museum dari berbagai generasi menjadi pemandangan pertama yang dijumpai para wisatawan yang berkunjung begitu melewati pintu masuk. Setelah itu, di ruangan Islamic Art, pengunjung akan disuguhi  keindahan pusparagam karya seniman muslim dan seni budaya Islam. Kejayaan seni islam bisa dilihat dari keindahan tekstil, keramik, manuskrip, kaligrafi, lukisan dan juga kitab-kitab kuno dan Al Quran dari berbagai negara yang masih di tulis tangan.

Di ruangan kedua, pengunjung akan dibuat kagum dengan kelengkapan koleksi transportasi dan sepeda dari zaman ke zaman. Mobil, truk, sepeda, sepeda motor,kereta kuda..semua ada disini.

Mobil-mobil  berderet dari yang jadul hingga yang paling mutakhir. Saya senang bisa melihat langsung mobil uap dari abad 19, mobil ford antik tahun 1915, Chevrolet model tahun 1929, Desoto Model 1948, Buick model 1951, Mercedes Benz 180 saloon model 1958, dan Dodge Power Wagon model 1957.

Selain mobil-mobil antik ada juga mobil yang sering kita lihat di film Cars, seperti Doc Hudson, Sheriff, Lizzie, Mater, bahkan mobil balap yang digunakan diajang F1 pun ada. Mobil balap prestisius Williams FW27 itu khusus Sheikh Faisal beli dari Sir Frank Williams, pemilik Willams F1.


Begitupun dengan koleksi sepeda dan motor. Bentuknya unik-unik, saya penasaran membayangkan bagaimana orang zaman dulu bisa mengendarainya. Roda-rodanya begitu besar, tentu sangat butuh kepawaian menjaga keseimbangan tubuh untuk berhasil mengayuh sepeda tersebut


Mengenal Budaya Qatari

Belum lepas kekaguman saya dengan sejarah otomotif dan perkembangannya, saya disuguhi lagi dengan beragam koleksi senjata dan perlengkapan perang yang diperoleh dari berbagai negara di ruang lain. Ada pistol, senapan, pedang, belati dan senjata tradisional lain. Menariknya, saya sempat melihat keris, badik dan rencong ikut dipamerkan disini. Wah, tentu sangat membanggakan melihat benda seni Indonesia bisa dihargai di negara lain dan menyumbang khazanah pengetahuan.

Selain senjata, ada zirah-zirah, baju perang, helm, topeng dan peralatan perang yang menarik untuk menambah wawasan.




Di ruangan lain, pengunjung akan mendapati koleksi koin dan mata uang yang digunakan masyarakat Islam di masa zaman dinasti Umayyah hingga Ottoman. Koin-koin itu terbuat dari emas, perak dan perunggu. Selain itu ada koleksi koin-koin mata uang kuno dari berbagai negara.

Mengunjungi Qatar tak lengkap jika tidak mengenali budayanya. Nah, di museum ini tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan tradisi masyarakat Qatari. Di ruang Qatari heritage, pengunjung diajak bisa melihat gambaran cara hidup masyarakat Bedouin/badui, leluhur masyarakat Qatari.

Mereka bermata pencaharian sebagai pelaut dan pencari mutiara. Jadi berbagai peralatan mencari ikan, mutiara berikut kapal-kapal yang digunakan dipamerkan di sini. Hm..kebayang kan betapa luasnya museum ini?



Tak hanya itu, beraneka jenis mutiara juga ikut menghiasi ruangan ini. Koleksinya tidak hanya dari Qatar yang di masa silam dikenal sebagai salah satu negara penghasil mutiara terbesar di dunia, tapi juga mutiara-mutiara dari negara lain yang terkenal dengan kualitasnya seperti Indonesia.

Terdapat  juga aneka handicraft, perhiasan anting, gelang, kalung yang terbuat dari mutiara, busana tradisional, dan baju pengantin.

Selain 4 ruangan utama,  terdapat pula ruangan tambahan lain yang menyimpan koleksi benda-benda purbakala dan  fosil binatang purba.  Ada kerangka  fosil dinosaurus, ikan, kerang purba hingga batu kristal yang indah berkilauan yang mengundang kekaguman.

Di sisi lain, terdapat juga ruang perpustakaan yang memuat sekitar 12000 buku dan manuskrip penting yang pernah ada di dunia.


Museum Faisal tidak hanya menyimpan koleksi benda bersejarah Islam, namun juga artefak agama lain, seperti maket gereja Goblet, Tigrinid Bible yang terbuat dari kulit kayu, lukisan yesus dan lain sebagainya yang menggambarkan keragaman budaya dan agama. 

Mengelilingi museum yang super luas dan lengkap ini memang butuh waktu lama setidaknya  3 jam, karena itu jangan lupa membawa bekal makanan dan minuman agar tak kelaparan atau kehausan. Tapi yang pasti berkunjung di museum ini merupakan pengalaman yang mengesankan, belajar sejarah jadi begitu mengasyikan hingga tidak terasa waktu berlalu. 

(Tulisan pernah dimuat di Majalah Paras)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Welcome home

Liburan Seru di Bangkok, Beli Apa Saja Bisa Bayar Pakai QRIS!

Taman Surgawi Al Hambra